"AKIBAT EMOSI BUTA"
Seorang pengusaha muda mengendarai sedan mewah menuju ke
luar kota. Saat melewati perbukitan yg berkelok, ia melihat sebuah truk dari
arah berlawanan. Ketika berpapasan ditikungan jalan, pengemudi truk agak
melambat, membuka kaca jendela dan berteriak dgn keras, "SAPI!"...
Pengusaha muda tadi tersinggung. Ia langsung membuka kaca
jendela dan membalas dgn penuh emosi, "Kamu yg sapi!!". Dan ia terus
memaki, "Sapi jelek tdk punya otak!! Dasar gembel!!" Dan kemudian
Menancap Gas lagi.
Tiba2 saat mobilnya melewati tikungan, ada puluhan sapi
yg bertubuh besar, turun dari perbukitan dan menyeberang jalan. Terlambat bagi
si pengusaha utk menghentikan mobilnya. Akhirnya mobilnya menabrak sapi seberat
300 kg. Saat berusaha menghindari sapi lainnya, mobil mewah itu malah terguling
dan jatuh kedalam lembah.
Ternyata, teriakan sopir truk tadi bukan ejekan, tetapi
justru "Peringatan" utk si pengusaha, kalau ada kawanan sapi yg lewat
di depan.......
Ego seringkali menjadi bibit yg bisa memicu emosi buta.
Seperti kasus diatas penyampaian yg tidak sesuai dgn kaidah di Kantor /
Perusahaannya dianggapnya tidak layak, tidak sopan dan kurang ajar. Padahal ia
berada diluar kantor, berada dilingkungan yg berbeda, dgn sifat orang yg
berbeda pula. Itu adalah area umum yg memiliki kultur dan kondisi yg berbeda.
Tidak semuanya dapat disesuaikan dgn keadaan dirinya.
Akibatnya malah merugikan diri sendiri....
Jika kita memiliki ego yg tinggi dan temperamental, mari
belajar utk mengalihkan emosi buta kita pada hal2 yg konstruktif. Jangan
langsung emosi saat menghadapi kondisi yg tidak sesuai dgn keinginan kita.
Belajarlah bersabar dan mencari tahu keadaan dibaliknya.
Niscaya ini akan lebih menguntungkan kita. Karena melampiaskan emosi kita,
memang nyaman utk sesaat, tetapi bisa menjadi penyakit yg merugikan utk jangka
panjang.
"MARI BELAJAR, CEPAT UTK MENDENGAR TAPI LAMBAT UTK
BER-KATA2 DAN LAMBAT UTK MARAH"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar